“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-Ankabut [29]:2-3).
Nah untuk menghadapi cobaan dan rintangan itu membutuhkan kesabaran. Lihat aja ketika ujian akhir negara (UAN) kalo ingin jujur ada aja perasaan takut gagal, sehingga banyak yang tergoda untuk “main mata”. Menghadapi ujian masuk sekolah kalau tidak sabar-sabar bisa berbuat nekad. Belum lagi melihat hasilnya wah bisa-bisa kalah sebelum melihatnya. Tanpa kesabaran seorang bisa bunuh diri minum racun karena tidak lulus ujian negara.
Sabar merupakan hal yang vital dan dibutuhkan dalam kehidupan anak manusia di dunia ini. Oleh karena itu, Allah perintahkan kita untuk menjadikannya sarana yang membantu dalam mengarungi samudera kehidupan yang berat dan penuh cobaan dalam firman-Nya (yang artinya),
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah:153).
Kalau boleh dikatakan, hidup tanpa sabar bagaikan berjalan dikegelapan tanpa obor cahaya, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan,
الصَّبْرُ ضِيَاءٌ
“Sabar adalah sinar cahaya.” (HR. Muslim).
Rasulullah menggunakan kata (ضِيَاءٌ) yang berarti sinar cahaya yang memiliki unsur panas dan membakar. Demikian juga sinar cahaya matahari dinamakan juga ضِيَاءٌ karena memiliki sifat panas dan membakar, seperti dalam firman Allah (yang artinya),
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya.” (QS. Yunus:5).
Manakala sabar menjadi perkara sulit bagi kita, karena membutuhkan perlawanan kepada hawa nafsu dan pengekangan keinginan jiwa, maka jadilah sabar itu sinar (ضِيَاءٌ).
Berbicara tentang sabar, para ulama menyatakan bahwa sabar yang terpuji ada tiga jenis:
1. Sabar melaksanakan ketaatan. Hal ini diperintahkan Allah, seperti dalam firman-Nya (yang artinya),
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS. Thaahaa:132).
Ketaatan ini perlu kerja keras, karena harus melawan hawa nafsu agar dapat melaksanakan satu ketaatan. Coba saja jujur dalam mengakui kesalahan atau kelebihan orang lain, wah berat apalagi bila beresiko kerugian moril atau materiil.
2. Sabar menghindari kemaksiatan dengan pengertian sabar menahan dirinya dari berbuat maksiat. Lihat saja untuk tidak berbohong dalam satu perkara butuh kesabaran.
3. Sabar menghadapi takdir Allah dengan ridho dan menerima ujian, cobaan dan musibah yang Allah timpakan kepada kita. Hal ini dijelaskan Allah dalam firman-Nya (yang artinya),
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadam, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)/
Namun, yang perlu diperhatikan bahwa sabar dalam menjalankan ketaatan dan menahan diri dari kemaksiatan lebih utama dari sabar menghadapi ketetapan takdir ilahi. Karena melawan hawa nafsu untuk melaksanakan ketaatan dan menahan diri dari kemaksiatan merupakan perkara sangat berat. Coba bayangkan, betapa sulit dan beratnya melaksanakan ketaatan dan menahan diri dari kemaksiatan. Saat enak-enak tidur ditambah udara dan keadaan yang dingin harus bangun untuk shalat malam, atau mendengar suara azan subuh untuk berjamaah. Sudah punya hubungan asmara dengan si doi, tapi harus diputus karena Allah melarangnya. Wah butuh kesabaran yang sangat besar. Tapi, ingat pahala yang Allah janjikan bagi hamba-Nya yang taat dan tidak bermaksiat kepada-Nya.
Pentingnya kesabaran ini akan tampak lebih jelas disaat masyarakat sekeliling kita tidak tau ajaran Islam yang benar dan kita melaksanakannya dan menghidupkan ajaran tersebut sehingga tampak tampil beda dengan mereka. Oleh karena itu, Rasulullah menyatakan,
يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ
“Akan datang satu zaman di mana orang yang sabar di atas agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. At-Tirmidzi).
Bisa dibayangkan, seorang remaja berjilbab menutupi seluruh auratnya dilingkungan yang sedang trend membuka aurat. Cercaan, cemoohan sampai yang lebih kasar dan keras akan didapatkannya. Nah, ini semua butuh kesabaran dan butuh ketabahan dalam ketaatan.
Kalau begitu keberhasilan kita dalam menjalani kehidupan ini tidak lepas dari kata sabar. Ingatlah firman Allah,
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200).
Beruntunglah orang yang sabar dan terus bersabar. Marilah berlatih sabar dan terus sabar agar kita menjadi orang yang beruntung.
Semoga Allah melimpahkan kepada kita kesabaran dalam melaksanakan ketaatan, menahan diri dari kemaksiatan dan ridha, serta menerima takdir pahit yang menimpa kita.
Selamat bersabar!!!!
Penulis: Ustadz kholid Syamhudi, Lc.
Artikel www.UstadzKholid.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar